Senin, 19 Juli 2010

Akulah laki-laki itu …


Rumah Sakit Umum A. Yani.
Metro – Lampung Tengah.

Saat itu aku masih tercatat sebagai salah satu siswa di Sekolah Perawat Kesehatan di kotaku. Beberapa kejadian masih teringat sampai sekarang. Atau teringat lagi tepatnya …

Seorang laki-laki lusuh yang kelihatan sekali orang kampung. Berdiri kebingugan tidak tahu di mana dia harus mendaftar untuk berobat.

Sepasang suami istri - setidaknya begitulah menurutku – berdiri kebingungan di depan apotik karena uangnya kurang untuk menebus resep obat.

Seorang pemuda datang dan bertanya, apakah test laboratorium ini memang harus dilakukan? Kenapa? Biayanya saya gak punya mas.

Kali lain, orang yang lain lagi, berdiri kebingungan di dekat kantin Rumah Sakit. Istrinya harus dirawat … tetapi dia tidak membawa memiliki uang.

***

Sore ini, aku teringat kembali kejadian – kejadian itu.

“Maaf mbak, uangnya gak ada kalau 265 ribu. Tadi udah dipakai untuk bayar pendaftaran”
“Adanya berapa?”
“Cuma ada 200 ribu mbak.”
Perempuan petugas apotik itu menghilang. Tidak lama kemudian dia balik lagi.
“Ya sudah. Seratus sembilan puluh lima saja.”
“Dengan harga segitu, obat apa yang belum ketebus ya mbak?”
Wanita itu memandang laki-laki di depannya seakan melihat manusia berkepala kuda.
“Katanya uangnya gak cukup. Gimana sih?” Kali ini suaranya agak meninggi.

Laki-laki itu kembali ke tempat duduk. Masih setengah bingung. Apakah obatnya yang dikurangi atau memang harganya bisa kurang.

Percakapan berikutnya.

“Pak … ini dibawa ke laboratorium. Bayar dulu ke tempat pendaftaran yang tadi ya …”
Laki-laki itu menemui tetangga yang mengantarnya ke rumah sakit. Setelah bicara bisik-bisik, dia kembali ke tempat pendaftaran dan membayar biaya laboratorium.

“Pak … silahkan dibayar biaya rongetn-nya, lalu nanti kembali ke sini dan ibu langsung dipindah ke ruang ruang rawat inap.”

Lagi-lagi berulang. Kali ini lelaki itu menerima uang dari anak sang pengantar. Di tangannya masih ada resep – infus - yang harus ditebus.

Sore ini aku teringat lagi kejadian-kejadian Itu.
Bedanya .. kali ini – akulah laki-laki itu.

Inilah 7 Laki Laki Yang Menghebohkan Indonesia


1. Dr.Azhari

-

2.Nurdin M Top

3. Ryan


4. Ponari


5. Syekh Puji


6. Anggodo Wijoyo


7. Ariel

Related Posts with Thumbnails

Tubuh Ideal di Mata Pria


Ternyata, bukan hanya perempuan yang bermasalah dengan bentuk tubuhnya. Jika perempuan ingin memiliki tubuh langsing dan seksi, lelaki menginginkan tubuh yang atletis. Tubuh atletis dan penampilan menarik diharapkan mampu membangun kepercayaan diri mereka.

Tak heran upaya pria dalam membentuk postur tubuh ideal juga tak kalah dengan kaum perempuan. Rutin ke pusat kebugaran hingga memilih suplemen yang tepat, bahkan mengikuti kontes pria bertubuh atletis, menjadi cara lain memotivasi diri.

Bagaimana tolok ukur tubuh yang ideal, dan mengapa pria ingin memiliki tubuh yang atletis dengan otot menyembul di sana-sini?

Luke (22), salah satu finalis L-Men of the Year 2010, mengatakan bentuk tubuh yang diinginkannya adalah tubuh atletis dengan perut six pack, dan dada yang bidang. Perlu komitmen waktu satu tahun bagi Luke untuk membentuk tubuh ideal dengan fitnes.

"Tahapan pertama menurunkan berat badan, berhenti merokok, dan membentuk badan dengan fitnes. Tubuh berubah jauh setelah fitnes. Terasa lebih segar dan fit. Memiliki badan yang bagus menjadi poin plusnya," papar Luke, usai usai latihan yoga bersama para grand finalist di Celebrity Fitness fx Plaza, Senayan, Sabtu (17/7/2010) lalu.

Riwayat kesehatan yang buruk karena kebiasan merokok sejak SMP, menjadi alasan utama mengapa Luke mulai rutin fitnes. Selain kesehatan yang memburuk, bentuk tubuh yang tak ideal membuatnya menjadi minder dan tak leluasa bereksperimen dengan penampilannya.

"Tubuh yang bagus akan tetap terlihat menarik dengan pakaian apapun, kepercayaan diri juga lebih tinggi. Termasuk untuk berkomunikasi dengan orang lain, khususnya dengan wanita," tambahnya.

Namun tubuh yang bagus ternyata tidak selalu memberi pengaruh yang menyenangkan. Rio (28), finalis dari DI Yogyakarta, mengaku tubuh macho kadang-kadang jadi merepotkan.

"Pengaruhnya baik untuk diri sendiri dan juga istri, karena termotivasi terus untuk menjalankan pola hidup sehat. Namun terkadang istri bisa cemburu kalau lagi jalan bareng di mal. Soalnya suka banyak cewek yang ngeliatin," papar Rio.

Fisik memang menjadi daya tarik yang pertama kali dilihat lawan jenis. Setelahnya kepribadian, wawasan, dan tanggung jawab sebagai pria. Hal ini juga diamini finalis L-Men of the Year lainnya seperti Thomas dan Fredy, yang masuk dalam enam besar saat malam Grand Final, Minggu (18/7/2010) lalu.

"Kalau mau jujur fisik dan penampilan tetap menjadi daya tarik pria, selain kepribadian. Namun fisik tak sekadar bentuk badan yang bagus, bagaimana tetap sehat dengan tubuh ideal itu juga penting. Bukan sekadar membentuk badan dengan cara tidak sehat, seperti menggunakan steroid misalnya," kata Thomas.

Untuk membangun idealitasnya, pria juga memperhatikan faktor lain, terutama dalam membangun hubungan bersama pasangan. Di antaranya, kepribadian, perhatian, dan kasih sayang, kepercayaan, komunikasi, tanggung jawab, dan kemapanan secara ekonomi.